Elsubha menjamin Garansi 100% Uang Kembali jika barang yang diterima adalah PALSU

Shalawat al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi

Elsubha.comAbu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi  atau singkatnya al-Imam Asy-Syafi’i (Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 M – Fusthat, Mesir, 204 H/820 M) adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi’i. Imam Syafi’i juga tergolong kerabat dari Rasulullah SAW, Beliau termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW.

Syaikh Yusuf bin Isma’il an-Nabhani (w. 1932 M), ulama kelahiran Izril, Israel, dalam kitab Afdhalus Shalat ‘ala Sayyiddis Sadat menjelaskan, shalawat al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi ada dua redaksi.

Shalawat Imam Syafi’i 1

اللَّهُمَّصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍبِعَدَدِمَنْصَلَّىعَلَيْهِ . وَصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍبِعَدَدِمَنْلَمْيُصَلِّعَلَيْهِ . وَصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍكَمَاأَمَرْتَبِالصَّلاَةِعَلَيْهِ . وَصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍكَمَاتُحِبُّأَنْيُصَلَّىعَلَيْهِ . وَصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍكَمَاتَنْبَغِيالصَّلاَةُعَلَيْهِ

Artinya: ”Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad sebagaimana shalawat yang Engkau perintahkan kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad sebagaimana Engkau suka agar dibacakan shalawat atasnya, dan limpahkanlah pula shalawat kepada Nabi Muhammad sebagaimana selayaknya ucapan shalawat atasnya.

Berkaitan dengan redaksi shalawat pertama di atas telah diceritakan di dalam syarah atas kitab Dala’il Khairat, Syaikh Abul Abbas Ibn Mindil menyebutkan dalam kitab Tuhfah al-Maqashid bahwa al-Imam Asy-Syafi’i pernah diimpikan oleh seseorang, lalu orang itu bertanya kepadanya, “Apa yang telah diperbuat Allah atas diri Anda?” al-Imam Asy-Syafi’i menjawab, Allah telah mengampuni diriku.” “Dengan amal apa?” orang itu bertanya lagi. “Dengan lima kalimat yang aku pergunakan untuk bershalawat kepada Nabi” Jawab al-Imam Asy-Syafi’i. “Bagaimana redaksinya?” Lantas beliau mengucapkan shalawat tersebut di atas.

Shalawat Imam Syafi’i 2

صَلَّىاللهُعَلَىنَبِيِّنَامُحَمَّدٍكُلَّماذَكَرَهُالذَّاكِرُوْنَوَغَفَلَعَنْذِكْرِهِالْغَافِلُونَ

Artinya: ”Ya Allah, limpakanlah shalawat atas Nabi kami, Nabi Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan untuk menyebut-Mu.”

Sedangkan berkaitan dengan redaksi shalawat kedua, Imam al-Muzaniy bertutur sebagai berikut: Saya bermimpi melihat Imam al-Imam Asy-Syafi’i . Lalu saya bertanya pada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah terhadap diri Anda?” Beliau menjawab, Allah telah mengampuni diriku, memberikan kasih sayang kepadaku dan meninggikan derajatku di surga berkat shalawat yang aku cantumkan di dalam kitab Al-Risalah, yaitu:

اللَّهُمَّصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍكُلَّمَاذَكَرَهُالذَّاكِرُوْنَوَغَفَلَعَنْذِكْرِهِالْغَافِلُونَ .

Tatkala di pagi hari aku lihat kitab al-Risalah, maka aku temukan shalawat yang disebutkan oleh al-Imam Asy-Syafi’i .[1]

          Pada shalawat kedua ini terdapat sedikit perbedaan redaksi dari yang disebutkan oleh al-Imam Abdullah Ibn Hakam.

Imam Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazaliy menyebutkan dalam kitab Ihya Ulumiddin riwayat Ial-Imam Asy-Syafi’i yang mengatakan:

رَأَيْتُالنَّبِيَصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَفِيالْمَنَامِفَقُلْتُيَارَسُوْلَاللهِبِمَجُوْزِيَالشَّافِعِيُّعَنْكَحَيْثُيَقُوْلُفِيكِتَابِهِالرِّسَالَةِوَصَلَّىاللَّهُعَلَىمُحَمَّدٍكُلَّمَاذَكَرَهُالذَّاكِرُوْنَوَغَفَلَعَنْذِكْرِهِالْغَافِلُونَفَقَالَصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَجُوْزِيَعَنِّيأَنَّهُلاَيُوْقَفُلِلْحِسَابِ.

Artinya: ”Saya telah bermimpi melihat Rasulullah, lalu saya bertanya, “Ya Rasulullah, dengan kebaikan apa Imam al-Syâfi’i diberi balasan dari sebab ucapannya dalam kitab al-Risâlah: Washallallâhu ‘Alâ Muhammaddin Kullamâ Dzakara al-Dzdâkirûn waghafala ‘an Dzikrik al-Ghâfilûn?’ Rasulullah menjawab:“Ia dibebaskan dari keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari Kiamat).”[2]

أشْهَدُأنْلاَإِلِهَإِلاَّاللهوَحْدَهُلاَشَرِيكَلَهُوَأشْهَدُأنَّكَعَبْدُهُوَرَسُولُهُوَخِيرَتُهُمِنْخَلْقِهِوَأشْهَدُأنَّكَقَدْبَلَّغْتَالرِّسَالَةَوَأدَّيْتَالأَمَانَةَوَنَصَحْتَالأُمَّةَوَجَاهَدْتَفِياللهحَقَّجِهَادِهِ. اللَّهُمَّوَآتِهِالْوَسِيلَةَوَالْفَضِيلَةَوَابْعَثْهُمَقَاماًمَحْمُوداًالَّذِيوَعَدْتَهُوَآتِهِنِهَايَةَمَايَنْبَغِيأنْيَسْألَهُالسَّائِلُونَ. اللَّهُمَّصَلِّعَلَىمُحَمَّدٍعَبْدِكَوَرَسُولِكَالنَّبِيِّالأُمِّيِّوَعَلَىآلِمُحَمَّدٍوَأزْوَاجِهِوَذُرِّيَّتِهِكَمَاصَلَّيْتَعَلَىإِبْرَاهِيمَوَعَلَىآلِإِبْرَاهِيمَوَبَارِكْعَلَىمُحَمَّدٍالنَّبِيِّالأُمِّيِّوَعَلىآلِمُحَمَّدٍوَأزْوَاجِهِوَذُرِّيَّتِهِكَمَابَارَكْتَعَلَىإِبْرَاهِيمَوَعَلَىآلِإِبْرَاهِيمَفِيالْعَالَمِينَإِنَّكَحَمِيدٌمَجِيدٌ.

[1] al-Imam Muhammad Ibn Ya’qub al-Fairuz al-Abadiy, kitab al-Shilat Wa al-Bisyar Fi Shalat Ala Khair al-Basyr (Beirut: Dar al-Kutub 1985) h. 162; Syaikh Yusuf Ibn Ismail al-Nabhaniy, kitab Afdhal al-Shalawat Ala Sayyid al-Sadat (Beirut: Dar al-Fikr  2004) h. 78-79.

[2] Imam Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazaliy, Ihya Ulumiddin vol. 1 (Beirut: Dar al-Fikr 1990) h. 313.

Dikutip dan dirangkum dari blog Yayasan Al-Mu’afah

Sumber tulisan:

https://yayasanalmuafah.blogspot.com

Khadimul majlis Al-Mu’afah

KH. Rizqi Dzulqornain Asmat al-Batawiy M.A